JAKARTA - Starbucks menutup lebih dari 4.300 gerainya di China, sebagai antisipasi menyebarnya virus corona. Untuk sementara, Starbucks akan memantau dan memodifikasi jam operasional semua tokonya sehubungan dengan wabah tersebut.
"Saya berharap wabah virus korona hanya bersifat sementara," ujar Starbucks yang dilansir dari CNN pada Rabu (29/1/2020).
Baca Juga: Naikkan Harga Masker, Apotek di China Didenda Rp5,8 Miliar
Selama akhir pekan, Starbucks menutup toko dan menangguhkan layanan pengiriman di kota Wuhan, pusat penyebaran, dan di Provinsi Hubei.
Presiden Internasional Starbucks John Culver mengatakan, situasi kacau selama beberapa minggu terakhir berjalan dengan sangat cepat. Oleh karena itu, Starbucks sedang mengevaluasi penutupan toko.
Sementara itu, untuk toko-toko yang masih buka menawarkan pengiriman, tetapi hanya menjual dengan menu yang terbatas. Hal ini berdasarkan kendala rantai pasokan dan jam buka yang berbeda.
Baca Juga: Virus Korona Bikin Toko, Restoran hingga Tempat Wisata Tutup
Starbucks masih belum tahu bagaimana penutupan akan mempengaruhi bisnis. Di mana China menyumbang 10% dari pendapatan global pada kuartal tersebut.
Walaupun begitu, Starbucks siap untuk kerugian yang akan didapatnya di kuartal kedua pada 2020, dan berencana untuk memperbarui panduannya begitu mereka mengevaluasi dampaknya dengan lebih baik.
(Feby Novalius)