Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pusat Bisnis di China Kembali Dibuka meski Virus Korona Tewaskan 1.000 Orang

   Pusat Bisnis di China Kembali Dibuka meski Virus Korona Tewaskan 1.000 Orang
Virus Korona (Foto: NBC News)
A
A
A

CHINA - Makin banyak kantor dan toko di Beijing serta bagian-bagian lain di China yang akhirnya dibuka kembali hari Senin 10 Februari 2020, setelah liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran virus korona baru, tetapi banyak pekerja dan pembeli tampaknya tetap tinggal di rumah.

Otoritas kesehatan masyarakat mengawasi dengan cermat untuk melihat apakah pembukaan kembali bisnis memperparah penyebaran virus, yang telah menginfeksi 40.000 orang lebih di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 1.000 orang, dengan sebagian besar kasus terjadi di China.

Baca Juga: Fakta Terbaru Virus Korona, Korban Bertambah hingga Obat Sudah Ditemukan

Bahkan sebelum bisnis perlahan-lahan dan secara hati-hati dibuka kembali, China, hari Senin justru melaporkan peningkatan kasus baru. Peningkatan ini meredupkan optimisme keberhasilan karantina terhadap sekitar 60 juta orang dan langkah-langkah pengendalian penyakit lainnya.

Sementara itu, Inggris menyatakan virus tersebut sebuah "ancaman serius dan nyata bagi kesehatan masyarakat" dan mengatakan, jika diperlukan, akan menahan orang yang terinfeksi secara paksa. Perancis memeriksa 45 anak dan orang tua mereka setelah lima turis Inggris terkena virus di sebuah resor ski.

Baca Juga: Korban Tewas Virus Korona Tembus 1.018 Orang

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya masih belum bisa memprediksi ke mana arah wabah itu tetapi yakin masih ada peluang untuk menahannya.

"Dalam beberapa hari terakhir, kita telah melihat beberapa contoh penularan lanjutan dari orang-orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China, seperti kasus yang dilaporkan di Perancis kemarin dan Inggris hari ini. Pendeteksian sejumlah kecil kasus ini bisa menjadi pemicu kasus yang lebih besar, namun untuk saat ini, hanya percikan kasus," ujarnya seperti dikutip VOA Indonesia, Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement