6. Bank Dunia Menawarkan Bantuan untuk Memerangi Epidemi Virus Korona
Bank Dunia (World Bank) menawarkan bantuan teknis kepada China untuk memerangi epidemi virus korona. Akan tetapi bantuan ini bukan berupa pinjaman baru, karena China memiliki cadangan devisa sebesar USD3,115 triliun pada Januari.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu China, termasuk menawarkan saran tentang darurat kesehatan global belum lama ini tetapi pihaknya menegaskan tidak akan memberi bantuan keuangan apa pun karena China memiliki sumber daya yang cukup.
"Pikiran saya adalah bahwa kita semua berharap cara cepat untuk mengatasi virus korona di China. Kami telah menawarkan bantuan teknis di bidang kebijakan kesehatan, sanitasi dan penyakit.” ungkapnya seperti dilansir CNBC, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
7. Belum Berdampak dari Sisi Batu Bara
Merebaknya virus Corona atau Covid-19 dalam sebulan terakhir belum memberikan dampak signifikan pada sektor tambang Indonesia terutama komoditas batu bara. Kepastian ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Minyak dan Batubara (Minerba) Bambang Gatot Ariyono.
Kendati China pusat penyebaran Covid-19, merupakan tujuan ekspor terbesar Indonesia, seluruh aktivitas investasi maupun operasional komoditas batu bara masih berjalan normal. Apalagi ekspor selama ini masih dijadikan sebagai kebutuhan energi pembangkit, bukan barang industri. Kurang lebih 30% dari total produksi batu bara Indonesia diekspor ke Negeri Tirai Bambu.
"Virus korona kalau dari sisi batu bara mungkin belum (berdampak), ini kan baru sebentar. Mungkin kalau kami lihat alasannya sebagai energi bukan komoditas untuk industri," jelas Bambang seperti dikutip laman ESDM, Jakarta, Kamis (13/2/2020).
8.Virus Korona jadi Ajang JD.com Untuk Tarik Pekerja
Virus korona membuat banyak perusahaan di China tutup sementara. Pembatasan aktivitas di luar ruangan oleh pemerintah China menjadi salah satu penyebabnya. Akibatnya, banyak pegawai yang tidak bekerja. Hal ini bisa berpengaruh pada roda ekonomi negara China. Untuk itu, beberapa perusahaan di China membuka kesempatan kerja bagi pegawai yang terpaksa menganggur sementara akibat virus korona. Salah satunya adalah JD.com. Perusahaan e-commerce terbesar di China ini berjanji membuka lebih dari 20.000 lowongan kerja. JD membuka lowongan sebagai pekerja gudang, kurir hingga supir.
Dibukanya lowongan kerja ini untuk meminimalisir dampak virus korona pada para pekerja di China. JD mengatakan beberapa posisi tersebut hanya bersifat sementara. Selain itu, Alibaba (BABA) juga mengumumkan rencana serupa minggu ini. Pada hari Senin lalu, Alibaba memperkenalkan skema "pembagian karyawan". Skema ini memungkinkan mereka yang bekerja di perhotelan, makan malam, bioskop, department store dan berbagai bisnis lainnya bergabung sementara di perusahaan. Namun Alibaba tidak menyebut secara pasti jumlah lowongan yang akan dibuka.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)