Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Impor LPG Jadi Beban Neraca Perdagangan RI

Vania Halim , Jurnalis-Minggu, 16 Februari 2020 |06:26 WIB
Impor LPG Jadi Beban Neraca Perdagangan RI
foto: PGN
A
A
A

JAKARTA - Kebutuhan LPG Indonesia yang mencapai 7 juta ton per tahun, 70% di antaranya adalah produk impor. 30% sisanya dari pasokan domestik dalam negeri.

Angka ini menjadi salah satu alasan defisit di neraca perdagangan. Untuk itu Pemerintah mencari beberapa solusi untuk penggunaan LPG.

Gasifikasi batu baru dapat membantu mengurangi impor liquefied petrolem gas (LPG). Hal ini dilakukan dengan cara menonversi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai bahan bakar pengganti LPG.

Selain dengan batu baru, solusi yang dapat dilakukan yaitu mulai diimplementasikannya pembangunan jaringan gas kota (jargas). Jaringan gas ini menggunakan gas domestik untuk langsung disalurkan ke rumah-rumah penduduk.

Pada akhir 2019, telah terpasang kurang lebih 537 ribu sambungan rumah. Penggunaan jargas dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga sekitar Rp90.000 per bulan.

(Baca Selengkapnya: LPG Jadi Biang Kerok Defisit Neraca Perdagangan, Bagaimana Solusinya?)

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement