Baca juga: Antisipasi Dampak Korona, Gubernur Jateng Kerahkan Pakar Ekonomi
Namun, lanjut Destry, ketika negara tersebut sudah semakin maju dan pendapatannya sudah USD12.000 per kapita, konsekuensinya lebih tinggi. "Dia maju itu akan berkurang karena dianggap sudah maju dan bisa cari dana komersial," tuturnya.
Sementara itu, Destry kurang mengetahui apa konsekuensi bagi Indonesia yang statusnya dikeluarkan dari negara berkembang dan dimasukkan ke kelompok negara maju oleh US Trade. Dirinya hanya berharap tidak ada konsekuensi yang merugikan Indonesia utamanya perdagangan.
"Konsekuensi itu diharapkan tidak ada. Nanti nego AS dan kita. Lihat faktanya kita banyak ekspor komoditi ke sana dan impor dari negara itu terbatas. Investasi AS ke Indonesia juga berkurang," tuturnya.
(Fakhri Rezy)