Investor yang siap menanggung risiko reksa dana sahampun, mungkin ada yang memutuskan cutloss. Mungkin karena toleransi penurunan dana yang dia tetapkan sudah melampaui target. Walaupun dia melakukannya dengan kesadaran, bukan karena panik.
Baca juga: Inilah 4 Produk Baru Bursa Efek Indonesia
Baik investor yang agresif, moderat dan konvensional, bisa melakukan diversifikasi alokasi investasi di saat kondisi reksa dana saham berfluktuasi seperti saat ini. Diversifikasi dilakukan dengan mengalokasikan dana dalam komposisi yang sesuai kebutuhan masing-masing, contohnya ke reksa dana pendapatan tetap.
Sebagai gambaran, kinerja tahunan antara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan reksa dana saham dan rata-rata reksa dana pendapatan tetap (RDPT) selama 5 tahun terakhir berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Tim BEI, sebagai berikut
Tahun 2015 IHSG -12.13% vs RDPT +3%. Tahun 2016 IHSG +15.32% vs RDPT +8.02%. Tahun 2017 IHSG +19.99% vs RDPT +10.72%. Tahun 2018 IHSG -2.54% vs RDPT -2.20%. Tahun 2019 IHSG +1.70% vs RDPT +9%. Secara Year to Date hingga 17 Maret 2020, IHSG -29.25% vs RDPT -0.68%