JAKARTA - Pengusaha hingga UMKM diminta untuk bersiap-siap menghadapi pelemahan ekonomi akibat virus Corona atau Covid-19. Pasalnya, hal ini menjadi antisipasi jika menghadapi krisis ekonomi.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan bahwa pelemahan kurs Rupiah akan terus berjalan. Sehingga, tidak menutup kemungkinan krisis terjadi sebelum semester I berakhir.
Baca juga: Skenario Terburuk Ekonomi Tumbuh 0%, Rupiah Anjlok Jadi Indikator Pra-Krisis
"Dengan krisis ekonomi, lanjut Bhima perusahaan harus lakukan langkah-langkah penghematan anggaran," ujarnya kepada Okezone, Jakarta, Sabtu (21/3/2020).
Dirinya menjelaskan, penghematan anggaran tersebut untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan valas. Serta, perlu juga para pengusaha lebih berhati-hati.
"Serta mengubah strategi ekspansi menjadi lebih berhati-hati," ujarnya.
Baca juga: Tenaga Medis Garda Terdepan Corona Akan Dianggarkan Rp6 Triliun
Sebelumnya, kenario terburuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini imbas penyebaran virus corona (Covid-19) mencapai 2,5% bahkan 0%.
Sementara, skenario yang diharapkan pemerintah pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 4% dengan catatan dampak virus corona tidak lebih dari enam bulan.
Menanggapi hal ini, ekonom Indef Bhima Yudhistira berpendapat bahwa ekonomi Indonesia semakin memburuk dampak penyebaran virus corona. Apalagi, tingkat kematian pasien virus corona di Indonesia cukup tinggi mencapai 8,67%. Data per Jumat 20 Maret 2020, jumlah pasien positif corona mencapai 369 orang, dengan 17 orang yang sembuh dan 32 yang meninggal.
"Tidak bisa ditutupi lagi bahwa kondisi ekonomi semakin memburuk," kata Bhima.
(Fakhri Rezy)