Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kasus Corona AS Terbanyak di Dunia Lewati 100.000, Wall Street Jatuh

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Sabtu, 28 Maret 2020 |06:20 WIB
Kasus Corona AS Terbanyak di Dunia Lewati 100.000, Wall Street Jatuh
Wall Street (Foto: Reuters)
A
A
A

NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB) imbas kasus virus corona di Amerika Serikat (AS) terus bertambah dan menjadi terbanyak di dunia.

Jumlah kasus corona di AS melewati 100.000 dengan jumlah kematian melebihi 1.500. Ini menjadi tertinggi di dunia melewati China yang merupakan pusat virus corona dan Italia.

Wall Street lengser dari penguatan tiga hari berturut-turut setelah keraguan nasib ekonomi AS muncul kembali dan jumlah kasus virus korona di negara tersebut naik.

Melansir Reuters, Jakarta, Sabtu (28/3/2020), indeks Dow Jones Industrial Average merosot 4,06% menjadi 21.636,78, indeks S&P 500 turun 3,37% menjadi 2.541,47. Sementara indeks Nasdaq Composite turun 3,79% menjadi 7.502,38.

Volume transaksi mencapai 13,4 miliar saham, terendah sejak 5 Maret.

Pelemahan Wall Street di tengah Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui paket stimulus bantuan ekonomi USD2,2 triliun, yang terbesar dalam sejarah Amerika untuk membantu warga dan perusahaan mengatasi penurunan ekonomi yang disebabkan oleh virus corona atau coronavirus (Covid-19) dan menyediakan rumah sakit dengan kebutuhan alat medis yang sangat mendesak.

Amerika Serikat telah melampaui China dan Italia sebagai negara dengan kasus coronavirus terbanyak. Jumlah kasus corona di AS melewati 100.000 dan jumlah kematian melebihi 1.500 orang.

"Kami masih belum sepenuhnya memahami dampaknya ke ekonomi," kata Massud Ghaussy, analis senior di Nasdaq IR Intelligence di New York.

"Saat ini dari sudut pandang pembuat kebijakan adalah keseimbangan antara mengelola penyebaran virus dan menguatkan ekonomi,"

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement