Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Agar Survive Saat Krisis Akibat Covid-19, Ini Strategi Pelaku UMKM

Yaomi Suhayatmi , Jurnalis-Sabtu, 18 April 2020 |06:46 WIB
Agar Survive Saat Krisis Akibat Covid-19, Ini Strategi Pelaku UMKM
Upaya UMKM Bertahan di Tengah Virus Corona. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Lajunya persebaran Covid-19 yang semakin tinggi membuat banyak kegiatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)  terdampak sacara langsung. Instruksi pemerintah physical distancing yang membatasi ruang gerak di luar rumah menghempaskan para pelaku UMKM ke dalam kerugian yang signifikan.

Sebagaimana disampaikan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki bahwa dari total jumlah 64 juta UMKM di Indonesia, 56% turun. "Pelaku UMKM terutama yang sektor mikro ada 64 juta unit usaha dan ini bukan persoalan kecil. Ini persoalan besar jadi memang ini bukan tanggung jawab pemerintah saja tetapi swasta dan masyarakat," jelas Teten dalam pernyataan resmi yang dibagikan kepada media belum lama ini.

Pada umumnya, kata Teten, pelaku UMKM selama krisis akibat Covid-19 ini mengalami penurunan penjualan, produksi terhambat, kesulitan bahan baku, distribusi terhambat dan kesulitan permodalan.

PSBB ‘Pembuat Sepatu Babak Belur’

Apa yang disampaikan oleh Teten, seperti dialami oleh Karnah (41), produsen sepatu futsal di Balajara, Tangerang. Karena kesulitan akibat dampak krisis Covid-19, ia pun menghentikan sementara usahanya di bidang manufaktur dan mengalihkannya dengan berjualan sembako dan kebutuhan sehari-hari di lingkungan tempat tinggalnya.

“PSBB, Pembuat Sepatu Babak Belur, makanya harus pintar cari peluang, kebetulan diskusi dengan suami dan kami putuskan untuk menjual sembako dan kebutuhan sehari-hari di sini,” katanya.

Baca Juga: Bertahan di Tengah Covid-19, UMKM Bisa Jualan di Rest Area

Dengan menjual kebutuhan sehari-hari seperti, dia akui hasilnya cukup lumayan, meskipun keuntungannya tidak sebesar memproduksi sepatu. “Sambil membantu tetangga dan warga di sini juga supaya mereka gak pergi jauh-jauh belanja ke luar rumah,” kata ibu tiga anak ini.

Sebelum pandemi muncul, Karnah sudah menjalankan usaha di bidang manufaktur rumahan ini lebih dari 10 tahun. Ia dibantu 7 orang karyawannya memproduksi rata-rata 140 pasang sepatu per hari untuk memenuhi orderan para pelanggan baik grosir, eceran maupun market place seperti lazada, tokopedia dan lain-lain.

Tapi sejak physical distancing, ia harus mengistirahatkan para karyawannnya, selain sepi order juga karena tidak bisa melakukan pengiriman jarak jauh, “Stock siy lumayan banyak, tapi anak-anak saya suruh pulang dan saya juga kasih mereka uang secukupnya supaya ada bekal selama tinggal di rumah,” jelasnya.

Dia pun berharap situasi ini segera berakhir, agar ia bisa memulai kembali usahanya yang saat ini berhenti sementara. “Berharap semoga pemerintah segera bis mengatasi virus corona ini supaya kami bisa segera berproduksi dan jualan lagi, jangan lama-lama kayak gini mana mau puasa,” harapnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement