Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pil Pahit Pemotongan Gaji Awak Garuda Indonesia

Rani Hardjanti , Jurnalis-Minggu, 19 April 2020 |08:43 WIB
Pil Pahit Pemotongan Gaji Awak Garuda Indonesia
Pil Pahit Pemotongan Gaji Karyawan Garuda Indonesia. (Ilustrasi: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Sebagian awak kabin PT Garuda Indoensia Tbk (GIAA) kecewa dengan adanya keputusan perusahaan yang melakukan pemotongan gaji. Keputusan pahit itu dinilai tidak mengajak dialog terlebih dahulu.

Ketua Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) Zainal Mutaqin memahami bahwa keputusan sebagai suatu kebijakan perusahaan untuk melakukan recovery terhadap keuangan perusahaan. Namun, keputusan itu disikapi beragam oleh para karyawan.

Baca Juga : Covid-19, Erick Thohir Kepikiran Utang Garuda Indonesia

"Reaksi dari teman ada sebagian yang protes, karena tidak diikutsertakan dalam pembahasan. Kami juga sudah dikasih tahu keputusan pemotongan gaji dengan range 10% hingga 50%, sebelum adanya keputusan itu," ujarnya kepada Okezone.

Adapun pil pahit itu tertuang dalam resep berjudul Surat Edaran Garuda Indonesia Nomor: JKTDZ/SE/70010/2020 tentang Ketentuan Pembayaran Take Home Pay Terkait Pandemi Covid-19. Dalam surat tersebut besaran pemotongan gaji diberlakukan berbeda-beda. Untuk level direksi dan komisaris besaran pemotongan 50% dari take home pay.

Cari Tiket Murah, Ribuan Pengunjung Serbu Garuda Indonesia Travel Fair

Sedangkan untuk jabatan vice president, captain, first office, flight service manager, besaran pemotongan 30%. Sementara senior manager, besaran pemotongan 25%.

Kemudian untuk flight attendant, expert dan manager sebesar 20%. Sementara duty manager dan supervisor, besaran pemotongan 15%. Lalu untuk staf serta siswa besaran pemotongan 10%.

Baca Juga : 6 Anak Usaha Garuda Indonesia Dimerger, Dirut: Karyawan Bakal Dilalihkan

Pemotongan gaji tersebut akan dilakukan terhitung mulai April ini sampai dengan Juni nanti.

Awak Kabin Berharap Dilibatkan Diskusi

Menyikapi pil pahit tersebut, para awak kabin Garuda Indonesia berharap pemotongan gaji dilakukan profesional. Paling tidak, pembahasannya melibatkan serikat pekerja, karena pada saat pertemuan dengan para awak kabin sifatnya hanya arahan bukan pembahasan dan keputusan pemotongan gaji.

Melihat Lebih Dekat Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 NEO

"Idealnya, serikat pekerja harus diikutsertakan. Tapi dengan kondisi seperti ini kita tidak bisa jauh ke sana. Saya melihat tidak ada diskusi bersama. kalau membaca surat edarannya, itu posisi pilot dan VP sama dengan service manager," terangnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement