"Kami membatalkan dan mengurangi penerbangan. Kami juga menggunakan pesawat-pesawat lebih kecil. Namun ini tidak bisa menutup kerugian kami,” kata perusahaan itu dalam pernyataan tertulisnya, dilansir dari VOA, Kamis (23/4/2020).
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Imbas Covid-19, Pendapatan Sektor Penerbangan Hilang Rp270 Miliar
Revisi prediksi keuntungan JAL diumumkan satu hari setelah Virgin Australia yang didera kesulitan finansial menyatakan terancam bangkrut akibat wabah virus corona. Perusahaan itu berutang USD3,2 miliar dan meminta pinjaman sekitar USD900 juta untuk bertahan, namun pemerintah Australia menolak membantu perusahaan yang mayoritas pemiliknya adalah pihak asing.
Pekan ini Norwegian Air mengumumkan empat anak perusahaannya di Swedia dan Denmark juga mengajukan kebangkrutan sementara perusahaan penerbangan Jepang lainnya, ANA, memangkas prediksi keuntungannya sebesar 71%.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)