3. Alasan Rupiah Bisa Menguat
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, ada beberapa alasan mengapa dirinya masih optimis Rupiah bisa bergerak ke level Rp15.000 per USD.
Alasan pertama, saat ini nilai tukar Rupiah masih undervalue atau berada dibawah harga sebenarnya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan nilai tukar Rupiah masih undervalue. Pertama karena defisit transaksi berjalan masih lebih rendah karena diperkirakan pada berada di bawah 2,5% dari Product Domestic Bruto (PDB).
"Pertama fundamental Rupiah saat ini sekitar Rp15.400 undervalue kenapa? Defisit transaksi berjalan lebih rendah semula diperkirakan 2,5% sampai 3% dari PDB, Insya Allah triwulan I di bawah 1,5% dari PDB keseluruhan tahun di bawah 2,5%. Jika defisit transaksi berjalan lebih rendah berarti kekurangan devisa juga lebih rendah makanya mendukung penguatan rupiah ke fundamental," ujarnya dalam telekonferensi, Rabu (29/4/2020)
Selain itu, ada juga faktor eksternal dari pasar keuangan di Amerika Serikat. Menurut Perry, premi risiko VIX pasar keuangan di Amerika Serikat saat ini berada diangka 38 dari sebelum adanya pandemi Corona ini di angka 20.
"CDS itu adalah premi risiko perbedaan untuk global bond dengan UST. Swap rate sebelum covid 60. Dulu pernah maret minggu kedua 270 sekarang 216. Isnyalah akan lebih rendah nanti. Kalau premi risiko rendah akan mendorong yang sekarang Rp15.400 mengarah ke fundamanetal," jelasnya.