JAKARTA - Sebuah studi ilmiah menunjukkan berbagai pembatasan terkait COVID-19 yang diberlakukan oleh pemerintahan di seluruh dunia sejak Maret 2020 mendorong penurunan emisi gas rumah kaca secara global setiap hari. Bahkan mencapai sebanyak 17 persen pada awal April.
Akan tetapi para penulis studi itu, yang diterbitkan hari Selasa dalam jurnal ilmiah Nature Climate Change, mengatakan hal itu kemungkinan hanya akan bersifat sementara menjelang pembukaan ekonomi kembali.
Baca juga: Daftar Kota Termahal di Dunia, Jakarta Tempati Peringkat 22
Studi itu menjelaskan pada tahun-tahun menjelang pandemi virus corona, emisi karbon dioksida (CO2) meningkat sekitar satu persen per tahun dibandingkan dekade sebelumnya. Namun pengurangan mobilitas penduduk menyebabkan perubahan drastis dalam penggunaan energi, demikian juga emisi CO2.
Para peneliti menjelaskan, langkah-langkah pembatasan mendorong turunnya permintaan atas listrik dan kegiatansejumlah industri dan layanan jasa angkutan - yang bertanggung jawab atas 86 persen emisi CO2.