JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai kondisi Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) saat ini berat. Dirinya pun harus melakukan efisiensi besar-besaran dengan mengurangi jumlah direksi PTPN.
"Kemarin banyak sekali di mana PTPN 1 sampai 14.jumlah direksi dipangkas,yang bukan holding akhirnya hanya satu, satu," ujarnyanya, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa (6/9/2020),
Baca Juga: Erick Thohir Hanya Izinkan 4 BUMN Raih PMN
Kondisi berat PTPN terlihat dari besaran utang perseroan hingga Rp44 triliun. Namun demikian, Erick sudah menyiapkan program detail untuk keberlanjutan PTPN. Apalagi perseroan mendapat dana talangan sebesar Rp4 triliun.
"Karena itu kita tidak juga mau program intiplasma dan tentu perkebunan yang sarat padat karya, apalagi sekarang bahan pokok didistribusikan seperti gula itu 800 ribu," ujarnya .
Baca Juga: Rincian Utang Pemerintah Rp108 Triliun di BUMN
Ke depan khsusus klaster perkebunan, bagaimana PTPN dan Perhutani itu nanti memanfaatkan 130.000 hektare. Selain itu, direncanakan juga restrukturisasi seperti Krakatau Steel.
"Seperti Krakatau Steel itu dengan restrukturisasi utang terbesar, di Januari-Maret terbukti mereka dapat EBITDA itu positif," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)