Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Direvisi, Sri Mulyani: Ekonomi RI Diprediksi Minus 4,3% di Kuartal II-2020

Rina Anggraeni , Jurnalis-Rabu, 15 Juli 2020 |20:45 WIB
Direvisi, Sri Mulyani: Ekonomi RI Diprediksi Minus 4,3% di Kuartal II-2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Kemenkeu)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali merevisi proyeksi angka pertumbuhan ekonomi nasional. Kali ini, ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 menjadi minus 4,3% di kuartal II-2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, angka ini lebih dalam dari proyeksi awal yang sebesar -3,8%. Adapun pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun ini berada di antara minus 3,5% sampai minus 5,1% dengan titik terdalam yang paling baru di level -4,3%.

 Baca juga: Ekonomi RI Diprediksi 0,4%, Belanja Negara Bakal Membengkak?

"Titik poinnya kita ada di minus 4,3% jadi lebih dalam dari yang kita sampaikan minus 3,8%," kata Sri Mulyani di gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Dirinya mengatakan, penurunan ekonomi nasional yang lebih tajam ini dikarenakan beberapa sektor industri kinerjanya terkontraksi cukup dalam. Adapun sektor industri tersebut mulai dari perdagangan, pertambangan, manufaktur, hingga transportasi.

 Baca juga: Sri Mulyani Kerja Keras Pulihkan Ekonomi di Kuartal III dan IV-2020

"Transportasi itu walaupun sudah ada relaksasi tapi tidak pulih karena orang tidak melakukan traveling, walau terjadi tapi masih kecil sekali, pertambangan berkontribusi negatif growth cukup dalam di kuartal II," jelasnya.

Oleh karena itu, Sri Mulyani mengaku pemerintah akan mendorong perekonomian pada kuartal III melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) serta Perpres Nomor 72 Tahun 2020. Melalui beleid itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini memastikan adanya penyerapan anggaran.

 Baca juga: New Normal Obat Pulihkan Ekonomi dari Covid-19

"Kita berharap di kuartal III mengejar, beberapa data yang kita peroleh sudah menunjukkan adanya titik balik, namun titik baliknya ini adalah askselerasi itulah yang menjadi fokus presiden, belanja dari K/L, belanja dari daerah, perbankan sektor keuangan dan sektor korporasi bisa kembali," tandasnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement