JAKARTA - Indonesia diambang resesi jika pertumbuhan dua kuartal secara berturut-turut tumbuh negatif atau minus. Pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia tumbuh positif 2,97%. Sementara, di kuartal II-2020 diprediksi ekonomi Indonesia minus 3% hingga 6% dampak pandemi virus corona.
Untuk itu, Presiden Jokowi memberikan tugas berat kepada Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) agar ekonomi Indonesia kuartal III-2020 tidak minus. Jika minus, Indonesia masuk jurang resesi.
Baca Juga: Bu Sri Mulyani, Indonesia Bisa Selamat dari Jurang Resesi?
Mengutip data Okezone, Jakarta, Selasa (4/8/2020), negara lain sudah masuk jurang resesi, sebut saja Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Jerman, Uni Eropa hingga Amerika Serikat (AS).
Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau, kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi.
Baca Juga: BI: Semua Negara Bisa Resesi
Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi (biasanya akibat depresi parah, atau akibat hiperinflasi) disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).
Bank Indonesia (BI) memastikan pandemi virus corona (Covid-19) bisa menekan ekonomi Indonesia termasuk dunia. Pasalnya, seluruh dunia bisa jatuh ke jurang resesi.