"Ini konsumsi rumah tangga adalah sumber kontraksi tertinggi yakni sebesar 2,96% karena daya beli rendah," katanya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi ini lebih rendah dibandingkan kuartal I-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,19% (qtq). Dan pada kuartal kedua 2019 minus hingga 5,32%.
"Ini jauh lebih rendah dibanding kan tahun lalu dimana mencatat pertumbuhan ekonomi 2,97%, sedangkan pada kuartal II yaitu 5,02% di 2019," kata Sri Mulyani.
Baca Selengkapnya: Ekonomi RI Kuartal II Minus 5,32%, Terburuk sejak 1999
(Rani Hardjanti)