JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA). Diharapkan melalui bandara baru ini, wisatawan lokal dan mancanegara bisa meningkat.
Bandara YIA masuk dalam kawasan wisata Candi Borobudur yang merupakan salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Diresmikannya bandara ini juga sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.
"Konektivitas antarmoda dari Bandara YIA menuju Candi Borobudur harus ditingkatkan dengan memperhatikan dan mengutamakan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus Covid-19 dan menciptakan masyarakat yang aman dan produktif," Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam keterangannya, Jumat (28/7/2020).Â
Baca Juga:Â Intip Kecanggihan Bandara YIA yang Tahan Gempa hingga Tsunami 12 Meter
Kementerian Perhubungan telah memastikan adanya dukungan transportasi antarmoda untuk memudahkan pergerakan penumpang dari bandara menuju Kota Yogyakarta dan destinasi wisata dengan menyediakan Angkutan Pemadu Moda Damri, SetelQu, taksi bandara, taksi online dan kereta api melalui stasiun Wojo (sekitar 10 menit dari Bandara). Ke depannya, jalur kereta akan langsung masuk ke dalam area bandara.
"Dengan adanya konektivitas antarmoda ini kami harap dapat memulihkan perekonomian nasional dengan menarik lebih banyak wisatawan ke Yogyakarta. Kami optimis ke depannya Bandar Udara Internasional Yogyakarta mampu memberikan multiplier effect positif bagi perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah DI Yogyakarta sekitarnya dan Indonesia pada umumnya," jelas Menhub.
Baca Juga:Â Puji Desain Bandara YIA, Jokowi Sebut Ini yang Terbaik di Indonesia
Dirinya juga memberikan apresiasi kepada PT Angkasa Pura I yang menyediakan area tenant di Bandara YIA untuk UMKM seluas 1.500 m² di dalam terminal yang dapat menampung 300 UMKM dan area seluas 880 m² di Gedung Penghubung yang dapat mengakomodir 170 UMKM. Area tenant tersebut diberi nama Pasar Kotagede.
"Saya mengapresiasi adanya perhatian kepada UMKM sehingga dapat mewujudkan kemandirian ekonomi dan membantu upaya pemulihan ekonomi nasional. Saya harap UMKM ini dapat menjual barang khas Yogyakarta dan Jawa Tengah sehingga dapat menarik perhatian para turis. Selain mendapatkan keuntungan sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia ke turis mancanegara," tutur Menhub.
Sebagai pengganti Bandara Adisutipto, Bandar Internasional Yogyakarta (YIA) memiliki Terminal Penumpang dengan luas sebesar 219.000 m2 yang dapat melayani 20 juta penumpang per tahun. Dengan nilai investasi sebesar Rp. 10,08 Triliun.