Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terendah Sejak 1985, Ekspor Minyak Arab Saudi ke AS Mulai 'Kering'

Giri Hartomo , Jurnalis-Rabu, 02 September 2020 |10:32 WIB
Terendah Sejak 1985, Ekspor Minyak Arab Saudi ke AS Mulai 'Kering'
Minyak Mentah (Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Ekspor minyak Arab Saudi ke Amerika Serikat turun drastis. Hal imbas dari respons pemerintah Amerika Serikat terhadap melimpahnya pasokan minyak Arab Saudi sehingga membuat harga minyak mentah anjlok.

Direktur Penelitian Komoditas di ClipperData Matt Smith mengatakan, ekspor minyak Arab Saudi ke negeri Paman Sam tersebut terus berkurang. Saat ini, Amerika Serikat hanya mengimpor 264.000 barel minyak mentah per hari selama Agustus.

 Baca juga: Harga Minyak Naik Seiring Meningkatnya Aktivitas Pabrik di AS

Angka tersebut turun hampir 50% dari rata-rata pada tahun 2019. Jika dilihat dari statistik resmi pemerintah, angka tersebut merupakan yang terendah sejak 1985.

"Arus minyak mentah Saudi menuju AS pada dasarnya telah mengering," ujarnya melansir CNN, Rabu (2/9/2020).

 Baca juga: Harga Minyak Turun, Brent Dijual USD45,04/Barel

Upaya Arab Saudi untuk membanjiri Amerika Serikat dengan minyak mentahnya di Amerika Serikat adalah untuk menghidupkan kembali pasar energi yang tertekan selama pandemi. Namun saat ini, upaya tersebut justru berbalik arah.

Perang minyak ini bukan kali pertama yang dialami oleh Arab Saudi. Pada Maret dan April lalu, Arab Saudi memang terlibat perang harga besar-besaran dengan Rusia.

Selain itu pasokan minyak besar-besaran ke AS memang dirancang untuk membanjiri pasar dan menyingkirkan produsen minyak dengan biaya yang tinggi seperti di North Dakota, Texas, dan Oklahoma.

Saat itu minyak mentah AS jatuh ke level negatif untuk pertama kalinya. Puluhan perusahaan minyak di AS bangkrut dan masih banyak lagi yang telah berada di ambang kebangkrutan.

Ketegangan Saudi dan Rusia itu membuat OPEC dan sekutunya memangkas produksi hingga akhirnya harga minyak kembali ke level USD43 atau Rp636.165 per barel (mengacu kurs Rp14.800 per USD) pada hari ini.

Presiden Perusahaan Konsultan Rapidan Energy Group Robert McNally mengungkapkan jatuhnya impor minyak mentah AS dari Saudi ini belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut dia AS adalah pasar yang besar untuk para investor.

"Jatuhnya impor minyak mentah AS dari Arab Saudi mencerminkan kemerosotan dari kontes pangsa pasar OPEC yang epik di musim semi hingga pemotongan dan disiplin yang belum pernah terjadi sebelumnya selama musim panas," jelasnya.

Bukan kebetulan Arab Saudi memfokuskan upayanya pada Amerika Serikat. Sebab, Amerika Serikat menjadi pasar yang potensial bagi para perusahaan minyak mengingat jumlah konsumsinya yang sangat tinggi.

"AS memiliki pasar data yang paling transparan dan paling tepat waktu. (Saudi) mendapatkan keuntungan terbesar," kata Smith.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement