JAKARTA - Pandemi virus corona membuat sejumlah perkantoran dan instansi pemerintah menerapkan kebijakan bekerja dari rumah alias Work From Home (WFH). Kebijakan WFH ini merupakan salah satu langkah untuk menghindari atau memutus penyebaran virus corona di Indonesia.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, baik WFh atau Work From Office (WFO) memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun secara keseluruhan, kebijakan WFH justru sama sekali tidak berpengaruh pada penurunan produktivitas.
Baca juga: Wamenkeu Sebut Covid-19 Jadi Pembelajaran Hemat Anggaran
Bagi dirinya, sejak WFH produktivitas justru meningkat. Salah satu buktinya adalah dari jumlah rapat yang diikutinya yang cukup banyak dan bisa tercover semuanya.
"Kuncinya adalah bagaimana bisa produktif dengan segala keterbatasan tadi. WFH memanfaatkan teknologi jadi kunci," ujarnya dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (12/9/2020).
Baca juga: Anggaran Subsidi Pulsa Rp7,2 Triliun, Ini Kuota Internet yang Didapat Mahasiswa
Menurut Luky, dengan menggunakan teknologi bahkan dirinya bisa mengikuti rapat di dua tempat sekaligus. Misalnya, satu rapat menggunakan gadget dan yang lainnya menggunakan laptop.
"Biasanya rapat banyak disaat bersamaan dua-tiga undangan. Kalau dengan kondisi seperti ini bisa double date. Bisa dengan laptop dan ipad," kata Luky.
Baca juga: Maaf Bu Ani, Anggaran Kemenkeu Rp43 Triliun Harus Lewati Proses Ini
Selain itu, dengan kebijakan WFH ini juga bisa membuat dirinya lebih disiplin. Bahkan selama WFH, rapat yang dihadirinya cenderung tidak pernah ngaret.