JAKARTA - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Senin waktu setempat, sementara mata uang berisiko jatuh karena investor mencari keamanan sementara. Hal ini dikarenakan pasar saham di seluruh dunia anjlok di tengah kekhawatiran meningkatnya kasus Covid-19 yang menggangu pemulihan ekonomi.
Euro dan dolar Australia jatuh terhadap greenback dan ekuitas di Wall Street mengikuti penurunan pasar saham Asia dan Eropa, karena ancaman lockdown akibat tingginya kasus Covid-19 memicu kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi global.
Baca Juga: Waspada Resesi, Peningkatan Kasus Covid-19 Bikin Ekonomi Minus
Sementara itu, investor di AS cemas tentang kemampuan Kongres AS untuk mencapai kesepakatan stimulus fiskal penangangan Covid-19.
"Apa yang kami lihat di sini pagi ini untuk dolar sebagian besar adalah tawaran safe haven risk-off," kata Kepala Strategi FX di Exchange Bank of Canada di Toronto Erik Bregar.
Dia menambahkan bahwa pemicunya ada di Eropa saat kenaikan kasus Covid-19, di mana Inggris mempertimbangkan melakukan lockdown. Ini hal menakutkan yang mengingatkanmu di Maret," katanya.
Dolar AS tertekan di perdagangan Asia, namun menguat di perdagangan London karena saham Eropa merosot ke posisi terendah dua minggu dan saham berjangka AS jatuh.
Indeks yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang peer terakhir naik 0,64% pada 93,555.
Greenback juga berhasil bangkit kembali dari level terendah enam bulan menjadi datar terhadap yen Jepang, yang terakhir diperdagangkan pada 104,56 terhadap dolar setelah sebelumnya mencapai 104,00, yang merupakan titik terendah sejak 12 Maret.
Euro diperdagangkan 0,8% lebih rendah dari dolar pada USD1,1743. Sterling juga turun 0,9% diperdagangkan pada USD1,28 karena dolar menguat. Dolar Australia diperdagangkan turun 1,2% terhadap greenback pada US USD0,7204, sedangkan dolar Selandia Baru turun 1,5% pada USD0,6658.
(Dani Jumadil Akhir)