Menurut Luky, agar perekonomian bisa tetap berjalan di tengah pandemi ini, pemerintah membutuhkan dana yang cukup besar. Namun sayangnya, kebutuhan yang besar, tidak diimbangi oleh penerimaan yang besar pula.
Hal tersebut cukup wajar karena sektor ekonomi terkena dampak pandemi sehingga penerimaan perpajakan pun berkurang. Sehingga, jika tak mencari pembiayaan baru, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ini akan membengkak hingga 6,34%.
"Tahun ini defisit APBN kita akan mencapai 6,34% dan itu membutuhkan pembiayaan, jadi tugas kita berikutnya adalah bagaimana mencari pembiayaan tersebut. Di sinilah tugas kita di Kementerian Keuangan salah satunya mencoba melakukan inovasi bagaimana mencari sumber pembiayaan tersebut," jelasnya.
(Feby Novalius)