JAKARTA - Harga emas melonjak 1% pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Emas mengunci level di atas USD1.900, di tengah harapan baru akan stimulus AS yang dapat membantu meringankan penderitaan ekonomi akibat virus korona.
Sementara itu, pelemahan dolar AS juga mendorong daya tarik emas. Spot emas naik 1,2% menjadi USD1.907.46 per ounce dan emas berjangka AS ditutup naik 1,1% menjadi USD1.916,30 per ounce.
Baca Juga:Â Harga Emas Antam Turun Rp3.000 Jadi Rp1.013.000/Gram
Investor sedang memperhatikan pertemuan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin. Di mana keduanya segera mencapai kesepakatan tentang RUU Bantuan Covid-19 yang telah lama ditunggu-tunggu.
"Jika ada kesepakatan, kemungkinan stimulus akan menghidupkan kembali gagasan bahwa inflasi akan bergerak menuju target Federal Reserve. Hal ini pun akan menjadi penekanan suku bunga oleh Fed menjadi katalis yang sangat baik untuk emas," kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek, dilansir dari CNBC, Jumat (2/10/2020).
Dolar AS juga jatuh ke level terendah, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Hal lain yang ikut mempengaruhi pergerakan emas adalah aktivitas manufaktur AS secara tak terduga melambat selama September.
Baca Juga:Â Harga Emas Antam Turun Lagi, Kini Dijual Rp1.007.000/Gram
Pesanan baru mundur, sementara klaim pengangguran mingguan AS turun lebih rendah, tetapi tetap pada level resesi, yang semakin memperkuat daya tarik safe haven logam.
"Penggerak utama (untuk emas) adalah uang investasi dan reaksi terhadap berita utama ekonomi, berita utama geopolitik dan dolar," kata CEO Govett Precious Metals David Govett.
Selain itu, harga perak naik 2,56% menjadi USF23,80 per ounce. Platinum naik 1,05% menjadi USD897,63 per ounce, sementara paladium naik 1,42% menjadi USD2.337.48 per ounce.
(fbn)