JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor sebesar USD11,57 miliar pada September 2020, atau naik 7,71% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun turun dibandingkan periode yang sama di 2019 sebesar 18,88% (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, impor migas mencapai USD1,17 miliar, turun 26,3% (yoy). Sedangkan impor nonmigas sebesar USD10,40 miliar, turun 17,94% (yoy).
"Kalau kita bandingkan ini pertimbuhan impor ini memgalami negatif," ujar Suhariyanto dalam video virtual, Kamis (15/10/2020).
Baca Juga: Impor Garam dan Gula Tetap Dibuka, Tapi Importirnya Terbatas
Berdasarkan penggunaan barangnya, impor konsumsi mencapai USD1,12 miliar, turun 6,12% (mtm) dan turun 20,38% (yoy).
Sedangkan impor bahan baku naik 7,23%, meskipun dibanding tahun lalu masih negatif 18,96%. Adapun, impor barang modal naik tinggi 19,01%.
Kenaikan impor bahan baku dan barang modal diharapkan berpengaruh positif pada geliat industri dalam negeri dan berpengaruh pada Pembentukan Modal Tetap Bruto atau investasi dalam pertumbuhan ekonomi.
"Ini cukup dominan peningkatannya. menyebabkan bahan baku meningkat," tandasnya.
Baca Juga: Jurus Kemenperin Capai Target Substitusi Impor 35% Tahun 2022
Sementara itu, neraca dagang pada September 2020 mengalami surplus mencapai USD2,44 miliar. Hal ini pun suprlus lima bulan berturut sejak Mei 2020
Adapun, nilai ini diperoleh dari posisi ekspor USD14,01 miliar yang lebih tinggi dibandingkan impor yang mencapai USD11,57 miliar selama September 2020.
(fbn)