Aditya melanjutkan, dalam mengembangkan BUMN farmasi, pihaknya memiliki kerangka kerja yang terdiri dari 5 poin, yaitu nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi modal bisnis, kepemimpinan teknologi, pengembangan investasi dan pengembangan talenta.
Dengan framework tersebut, diharapkan industri farmasi nasional bisa lebih kuat dan mandiri, lalu ketersediaan produk meningkat serta inovasi penyediaan produk akan semakin beragam.
Adapun, pembagian tugas kepada anggota holding juga sudah dilakukan dengan rinci. Seperti, Bio Farma yang berfokus kepada penguasaan platform teknologi vaksin baru dan pengembangan ekosistem digital healthcare.
Lalu, Kimia Farma yang berfokus terhadap pengembangan fasilitas industri bahan baku obat (BBO) serta Indo Farma yang berfokus ke pengembangan alat kesehatan dan produk herbal.
"Ini adalah harapan kita dalam melakukan transformasi bisnis," ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)