"Karena pas kita lihat ternyata tidak hanya dari rumah tangga tetapi juga dari pelaku usaha yang menghasikan food waste ini," katanya.
Agung menyampaikan, dengan adanya Surplus pihaknya bercita-cita sistem yang sudah didigitalisasi bisa berkontribusi mengurangi sampah makanan dari sumbernya dengan skema dijual cepat atau dijual untuk menghabiskan stock.
"Jadi, kalau misal kita datang ke supermarket atau mall biasanya kan mereka etalasenya masih full atau ada promo beli satu gratis satu. Sebenarnya kalau misal kita tanya mereka itu adalah makanan berlebih atau produksi berlebih yang kalau tidak terjual hari itu akan terbuang sia-sia. Nah, tapi yang tau hanya orang-orang yang ada di mall atau supermarket aja sedangkan yg membutuhkan promo makanan berlebih tersebut bisa saja yang di luar area mall atau supermarket," ucapnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)