JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan neraca perdagangan bulan Oktober pada hari ini. Neraca perdagangan pada Oktober diprediksi akan kembali mengalami surplus.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, neraca perdagangan Oktober diperkirakan akan surplus USD2,5 miliar. Angka tersebut masih lebih besar dibandingkan bulan lalu yakni USD2,44 miliar.
“Proyeksinya masih akan surplus USD2,5 miliar meskipun lebih rendah dibanding bulan sebelumnya,” ujarnya saat dihubungi Okezone, Senin (16/11/2020).
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Penyebab Surplusnya Neraca Perdagangan di Tengah Covid-19
Menurut Bhima, surplus ini disebabkan oleh kenaikan angka impor barang konsumsi menjelang hari belanja nasional. Di mana kebutuhan barang untuk harbolnas di November sudah mulai disiapkan sejak Oktober.
Selain itu, ada juga sedikit peningkatan dari impor bahan baku. Mengingat ada sinyal pemulihan pada industri manufaktur meskipun masih dibawah kapasitas yang ada.
“Surplus disebabkan oleh kenaikan impor barang konsumsi menjelang harbolnas 11.11. Permintaan barang impor di e-commerce sepanjang bulan November sudah disiapkan sejak Oktober, selain itu dari impor bahan baku ada peningkatan seiring sinyal pemulihan industri manufaktur meski masih undercapacity,” jelasnya
Sementara itu, dari sisi ekspor juga sudah mulai ada perbaikan ke negara-negara tujuan utama. Salah satunya adalah ekspor menuju negeri tirai bambu China yang pertumbuhan ekonomj di kuartal III-2020 menunjukan angka positif.
“Optimisme jelang pemilu AS juga berhasil dongkrak harga komoditas ekspor dan ekspektasi stimulus ekonomi Biden lebih besar mampu mendorong recovery permintaan di AS,” jelasnya.