JAKARTA - Untuk memenuhi kebutuhan liquefied petroleum gas (LPG), Indonesia masih sangat bergantung pada impor. Pada 2019 saja, konsumsi LPG Indonesia mencapai 7,8 juta ton, dimana kebutuhan itu dipenuhi dari impor sebesar 5,7 juta ton dan produksi dalam negeri 2.1 juta ton.
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah telah memiliki bermacam-macam strategi untuk menekan impor. Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan ada beberapa cara untuk mengurangi impor LPG. Pertama dengan memaksimalkan cadangan gas yang ada di Indonesia.
Baca juga: Soal Hilirisasi Batu Bara, Jokowi: Kita Ini Masih Impor LPG
"Dalam waktu dekat kita masih punya 8 lapangan gas yang dapat memproduksi 500 ribu ton per tahunnya di Sumatera dan Kalimantan. atau membangun mini LPG baru di lapangan yang mengandung gas" Katanya dalam Market Review IDX Channel, Rabu (2/12/2020)
Cara kedua, membangun jaringan gas kota. Rencananya, pihaknya akan membangun jaring hingga ke 1 juta rumah tangga.
Baca juga: Tekan Impor LPG, Erick Thohir Dekati Amerika
"Jadi ibu-ibu yang memasak, langsung pakai gas jaringan kota, kita berencana membangun 500 ribu sam 1 juta sambungan gas rumah tangga per tahunnya" jelasnya.