"Menariknya, responden yang sama mengidentifikasi kemampuan untuk membuat keputusan sulit, ketajaman bisnis yang komprehensif, komitmen untuk pembelajaran berkelanjutan, komunikasi yang efektif, dan fleksibilitas/kelincahan sebagai keterampilan yang luput dari generasi pemimpin berikutnya," ujarnya.
Dia menyebut Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen selamanya, memaksa bisnis untuk memandang keterampilan sebagai investasi agar tetap relevan dan kompetitif pasca krisis.
“Kami menyadari bahwa beberapa dari apa yang disebut soft skill ditunjang oleh hard skill yang mendasari mereka. Misalnya, kecakapan digital/kecakapan teknologi tentu saja meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan. Tampaknya ada kesadaran bahwa soft skill-lah yang memberi keseimbangan," kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)