Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bos BI Suntik Likuiditas Perbankan Rp694,87 Triliun

Michelle Natalia , Jurnalis-Kamis, 17 Desember 2020 |14:58 WIB
Bos BI Suntik Likuiditas Perbankan Rp694,87 Triliun
Grafik Ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sekitar Rp694,87 triliun, terutama bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp524,07 triliun.

Baca Juga: Ini Jadwal Penukaran 6 Uang Lama Sebelum Hangus di Akhir Tahun

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan longgarnya kondisi likuiditas mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yakni 31,52% pada November 2020 dan rendahnya rata-rata suku bunga PUAB overnight, sekitar 3,20% pada November 2020.

Baca Juga: Ingat, Ada 6 Uang Kertas Rupiah Bakal Hangus di Akhir Tahun

"Longgarnya likuiditas serta penurunan BI7DRR berkontribusi menurunkan suku bunga deposito dan kredit modal kerja dari 4,93% dan 9,38% pada Oktober 2020 menjadi 4,74% dan 9,32% pada November 2020," kata Perry di Jakarta, Kamis (17/12/2020).

 

Penurunan suku bunga kredit diperkirakan akan berlanjut dengan longgarnya likuiditas dan rendahnya suku bunga kebijakan Bank Indonesia.

"Imbal hasil SBN 10 tahun turun dari 6,16% pada akhir November 2020 menjadi 6,07% pada 16 Desember 2020. Dari besaran moneter, pertumbuhan besaran moneter M1 dan M2 pada November 2020 tetap tinggi, yaitu sebesar 15,8% (yoy) dan 12,2% (yoy)," katanya.

Ke depan, ekspansi moneter Bank Indonesia dan percepatan realisasi anggaran serta program restrukturisasi kredit perbankan diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement