JAKARTA - Pengusaha asal China, Jack Ma dikabarkan menghilang sejak beberapa pekan terakhir. Dugaan hilang muncul setelah Jack Ma memiliki masalah dengan Presiden China Xi Jin Ping.
Dirinya pun melontarkan kritik terhadap sistem regulasi keuangan China.
Baca Juga: Ini Alasan Jack Ma Berani Kritik Pemerintah China
Sebagai informasi, Bisnis pertama Jack Ma yang diluncurkan pada 1999 ini menjadi awal kesuksesannya. Sebelum menjadi raksasa e-commerce seperti saat ini, Alibaba merupakan marketplace untuk B to B berukuran kecil dan sedang.
Tapi, hanya berselang beberapa tahun, pada 2020 Alibaba telah memiliki 1 juta pengguna dan mendapatkan suntikandana dari perusahaan dunia seperti Goldman Sachs and SoftBank.
Baca Juga: Kisah Jack Ma Kehilangan Rp97,3 Triliun akibat Kritik Pemerintah China
Kesuksesan Alibaba membawanya berhasil melantai di New York Stock Exchange pada 2014 dan meraup USD25 miliar pada initial public offering/IPO.
Meskipun munculnya pemain e-commerce baru di China seperti JD.com (JD) dan Pinduoduo (PDD), Alibaba tetap menjadi situs e-commerce teratas di China dengan lebih dari 50% pangsa pasar. Menurut peringkat dari Alexa.com, Taobao dan Tmall adalah situs web ke-9 dan ke-3 yang paling banyak dikunjungi di dunia.
Alibaba kini telah memiliki puluhan juta pengguna yang tersebar di lebih dari 190 negara dan menjadi e-commerce dengan pertumbuhan tercepat dunia.
Dilansir berbagai sumber, tidak sekadar dikenal sebagai perusahaan e-commerce. Perusahaan yang didirikan Jack Ma pada 4 April 1999 itu sekarang sudah menjelma menjadi investor startup dan finansial yang jaringannya. Bahkan rekam jejak bisnis Jack Ma berada di banyak negara, termasuk Indonesia.
Pasar luar negeri utama Alibaba ada di Asia Tenggara. Ini beroperasi melalui Aliexpress, Lazada dan Tokopedia (Saham Ekuitas). Tokopedia adalah pemimpin pasar di Indonesia sementara di pasar Asia Tenggara lainnya, Lazada beroperasi dalam duopoli dengan Shopee
Selain itu, bisnis aplikasi pembayaran dan dompet digital pun menjadi sasaran investasi. Setelah masuk ke DANA sejak Maret 2018, rencana investasi Alibaba di OVO–layanan dompet digital yang juga telah terintegrasi dengan Grab–kabarnya bakal dilakukan lewat Ant.
(Feby Novalius)