JAKARTA - Pelaksana Tugas Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pertumbuhan yang Berkeadilan dan Lembaga Keuangan Ayhan Kose menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah memperburuk risiko utang di pasar negara berkembang. Prospek pertumbuhan yang lemah kemungkinan akan semakin meningkatkan beban utang dan mengikis kemampuan peminjam untuk membayar utang.
"Komunitas global perlu bertindak cepat dan tegas untuk memastikan penumpukan utang belakangan ini tidak berakhir dengan serangkaian krisis utang. Dunia berkembang tidak dapat menanggung dekade yang hilang lagi," ungkap Ayhan dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Seperti krisis parah di masa lalu, pandemi diperkirakan akan meninggalkan efek buruk jangka panjang pada aktivitas global.
Baca Juga: Rasio Utang Indonesia Terus Membengkak, Jokowi Andalkan SWF
Hal ini kemungkinan akan memperburuk perlambatan pertumbuhan global yang diproyeksikan selama dekade berikutnya karena kurangnya investasi, setengah pengangguran, dan penurunan angkatan kerja di banyak negara maju.
"Jika sejarah menjadi panduan, ekonomi global sedang menuju satu dekade kekecewaan pertumbuhan kecuali pembuat kebijakan melakukan reformasi yang komprehensif untuk meningkatkan pendorong fundamental dari pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan," papar dia.
Maka dari itu, sambungnya, pembuat kebijakan perlu terus mempertahankan pemulihan, secara bertahap beralih dari dukungan pendapatan ke kebijakan yang meningkatkan pertumbuhan.