NEW YORK - Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dari level yang tidak tersentuh sejak Maret 2018 ke level tertinggi dalam seminggu ketika investor melihat potensi rebound ekonomi di kuartal mendatang dan investor yang telah bertaruh pada euro melakukan ambil untung.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,53% menjadi 89,785 setelah melonjak setinggi 89,979, dengan euro melemah 0,43% menjadi 1,2272 dolar.
Dolar memiliki sedikit pergerakan pada Rabu (6/1/2021) ketika ratusan pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Capitol AS dalam upaya untuk membalikkan kekalahan pemilihannya, melawan polisi di lorong-lorong dan menunda selama berjam-jam pengesahan kemenangan Presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden.
Baca Juga: Dolar Mulai Bangkit saat Investor Prediksi Demokrat Bisa Menang di Georgia
Kemenangan Biden telah meningkatkan ekspektasi untuk lebih banyak langkah-langkah stimulus fiskal guna meningkatkan prospek ekonomi dan mengangkat imbal hasil obligasi bertenor lebih lama, dengan imbal hasil obligasi 10-tahun naik di atas persen pada Rabu (6/1/2021) untuk pertama kalinya sejak Maret. Pada Kamis (7/1/2021), imbal hasil mencapai ketinggian 1,088%.
“Begitu suku bunga mulai bergerak, seperti yang mereka lakukan kemarin, itu bukanlah pergerakan besar tetapi itu berada di arah yang benar, itulah arah masa depan,” kata Joseph Trevisani, analis senior di FXStreet.com.
“Masih diperdebatkan berapa lama waktu yang dibutuhkan vaksin untuk bekerja dan mudah-mudahan mengakhiri pandemi, tetapi begitu itu terjadi, Anda akan mendapatkan pemulihan AS yang jauh lebih kuat dan itu akan menghasilkan dolar yang lebih kuat.”
Namun, data ekonomi pada Kamis (7/1/2021), menggarisbawahi pasar tenaga kerja terhenti, meskipun ukuran aktivitas di industri jasa meningkat pada Desember.