JAKARTA – Harga emas berhasil naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Harga emas naik di tengah melemahnya ekuitas AS, setelah anjlok lebih dari 4% pada akhir pekan lalu, namun keuntungannya dibatasi oleh penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, terangkat USD15,4 atau 0,84% menjadi ditutup pada USD1.850,80 per ounce, dilansir dari Antara, Selasa (12/1/2021).
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Drastis, Paling Murah Rp527.000
Pada akhir pekan lalu, emas berjangka terjun USD78,2 atau 4,09% menjadi USD1.835,40 merupakan penyelesaian emas berjangka terendah sejak 14 Desember, serta persentase kerugian satu hari terburuk untuk kontrak paling aktif sejak 9 November.
"Kami telah melihat sedikit rebound pada dolar, sedikit kenaikan dalam imbal hasil dan sebagai akibatnya kami telah melihat beberapa pasar komoditas, termasuk logam, mundur," kata Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, mencapai level tertinggi tiga minggu, dibantu oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS 10 tahun.
"Jika kurva imbal hasil menjadi lebih curam dan perbedaan menjadi jauh lebih luas, perkirakan untuk melihat pemulihan yang kuat dalam dolar meskipun ada miliaran baru dalam stimulus yang diharapkan," kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan.