CHICAGO - Harga emas turun lebih dari 1% pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Hal ini menjadi penurunan mingguan kedua berturut-turut karena nilai tukar dolar AS melanjutkan penguatan.
Kenaikan kurs dolar membayangi daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi setelah Presiden terpilih AS mengusulkan paket stimulus baru USD1,9 triliun.
Baca Juga: Harga Emas di Atas USD1.700, Tarif Royalti Akan Dinaikkan
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange jatuh USD21,5 atau 1,16% menjadi USD1.829,90 per ounce. Emas berjangka terangkat USD10,7 atau 0,58% menjadi USD1.854,90 dolar AS per ounce.
Indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya menguat atau menjadi kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2020. Hal inilah yang membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Harga Emas Naik Rp1.000, Paling Murah Rp528.500
"Serangan penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil (obligasi) AS telah memicu koreksi jangka pendek," kata Analis Standard Chartered Suki Cooper, dikutip dari Antara, Sabtu (16/1/2021).
Presiden terpilih AS Joe Biden menguraikan proposal paket stimulus USD1,9 triliun. Biden pun akan mulai menjabat Rabu (20/1/2021).