Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

24 Juta Pekerja Kehilangan Jam Kerja, Rp360 Triliun Gagal Masuk Kantong

Rina Anggraeni , Jurnalis-Kamis, 21 Januari 2021 |15:02 WIB
24 Juta Pekerja Kehilangan Jam Kerja, Rp360 Triliun Gagal Masuk Kantong
Jam Kerja Para Pekerja Berkurang 50% Selama Covid. (Foto: Okezone.com/Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan bahwa sekitar 24 juta pekerja telah kehilangan separuh jam kerjanya selama masa pandemi Covid-19 ini. Kalkulasinya berdasarkan konfirmasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jam kerja untuk 24 juta pekerja yang bergerak di sektor industri telah berkurang sekitar 50%.

"Ada sekitar 24 juta tenaga kerja yang kehilangan jam kerja, bukan kehilangan jam kerja. Tetapi jam kerja dan minimal separuh dari waktu kerjanya per minggu. Mungkin dia kerja 40 jam per minggu, mungkin dia kehilangan 20 jam per minggu," kata kata Suharso secara virtual, Kamis (21/1/2021).

Baca Juga: Penghasilan Pekerja RI Hilang Hampir Rp1.000 Triliun akibat Covid-19

Adapun jumlah 24 juta pekerja tersebut mayoritas berasal dari sektor industri manufaktur dan pariwisata. Imbasnya, sekitar Rp360 triliun pendapatan ikut raib gara-gara adanya pemotongan jam kerja. 

"Akibatnya, sektor pariwisata dan industri menurut perhitungan kami sekitar Rp360 triliun penghasilan yang hilang," tegas Suharso.

Suharso mengatakan, penurunan pendapatan tersebut baik secara langsung dan tak langsung turut berpengaruh terhadap konsumsi daya beli masyarakat, yang menipis di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Menaker Sempurnakan RPP Klaster Ketenagakerjaan di UU Cipta Kerja

"Kalau kita hitung-hitung sampai dengan industri impact dan indirect impact itu sudah mendekati angkat Rp 1.000 triliun. Ini menjelaskan mengapa daya beli itu berkurang. Kita tahu bahwa yang men-drive GDP adalah konsumsi rumah tangga," tuturnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement