Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jokowi Ingin Pemanfaatan Wakaf Tak Lagi Terbatas untuk Ibadah tapi Sosial-Ekonomi

Fahreza Rizky , Jurnalis-Senin, 25 Januari 2021 |12:04 WIB
Jokowi Ingin Pemanfaatan Wakaf Tak Lagi Terbatas untuk Ibadah tapi Sosial-Ekonomi
Jokowi (Foto: BPMI Setpres)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin cakupan pemanfaatan wakaf tidak lagi terbatas untuk tujuan ibadah, tetapi dikembangkan untuk tujuan sosial-ekonomi yang berdampak signifikan bagi pengurangan kemiskinan.

Hal itu dikatakannya saat meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang dan meresmikan Brand Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/1/2021).

"Kita perlu perluas lagi cakupan pemanfaatan wakaf tidak lagi terbatas untuk tujuan ibadah tapi dikembangkan untuk tujuan sosial ekonomi yang memberikan dampak signifikan bagi pengurangan kemiskinan dan ketimpangan sosial dalam masyarakat," ucapnya.

Menurut Jokowi, potensi wakaf di Indonesia sangat besar jumlahnya. Potensi aset wakaf di Tanah Air mencapai Rp2.000 triliun dan potensi wakaf uang bisa menembus angka Rp188 triliun. Dengan besaran ini, Kepala Negara optimis wakaf dapat mengentaskan kemiskinan masyarakat.

Baca Juga: Dorong Wakaf Uang, Sri Mulyani Sebut di Indonesia Masih Berupa Tanah 

Lebih lanjut, Jokowi berujar, ekonomi syariah masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Pengembangan ekonomi syariah juga dijalankan oleh negara lainnya seperti Jepang, Thailand, Inggris hingga Amerika Serikat.

Karena itulah, Jokowi ingin Indonesia menangkap peluang ini dengan mendorong percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

"Kita harus persiapkan diri sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global, kita mash punya pekerjaan rumah. Indeks literasi ekonomi syariah Indonesia masih rendah, 16,2 persen, ini masih rendah, masih banyak ruang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, masih banyak peluang untuk dapar dioptimalkan," imbuhnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement