Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pertumbuhan Ekonomi Tak Capai 7%, RI Kelebihan Pasokan Listrik

Oktiani Endarwati , Jurnalis-Senin, 25 Januari 2021 |13:44 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Tak Capai 7%, RI Kelebihan Pasokan Listrik
Listrik (Foto: Dok PLN)
A
A
A

JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, ada ketidaksesuaian antara proyeksi pertumbuhan kebutuhan listrik dengan penambahan pasokan listrik baru sebesar 35.000 megawatt (mw). Hal ini menyebabkan adanya kondisi kelebihan pasokan listrik.

Menurut dia, ada beberapa asumsi yang menyebabkan kelebihan pasokan listrik. Pertama, pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang ditargetkan sebesar 7%. Dengan pertumbuhan sebesar 7%, diperkirakan permintaan listrik bisa tumbuh sebesar 8-8,5%.

"Dalam perjalanannya 5 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi kita tidak 7%. Rata-rata di kisaran 5%. Begitu pula dengan pertumbuhan listrik yang hanya 4,5-4,8% rata-rata selama 5 tahun terakhir," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Senin (25/1/2021).

Baca Juga: Ada yang Beda, Begini Perhitungan Skema Diskon dan Token Listrik Gratis 

Dia memaparkan, target konsumsi listrik tahun 2019 sebesar 1.200 kWh per kapita. Target ini terus mengalami peningkatan hingga menjadi 1.408 kWh per kapita pada 2024. Sementara target rasio elektrifikasi pada 2020 sebesar 100%.

"Semua ini menjadi dasar untuk mengalkulasi kebutuhan yang dicanangkan, yang kemudian keluar angka 35.000 mw. Oleh karena itu, kita bisa bayangkan pasokan listrik yang sudah kita rencanakan terjadi tidak semuanya bisa diserap oleh permintaan daya listrik yang baru," jelasnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement