Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Ekspor Listrik, Keuangan PLN Tetap Aman?

Oktiani Endarwati , Jurnalis-Senin, 25 Januari 2021 |16:06 WIB
RI Ekspor Listrik, Keuangan PLN Tetap Aman?
Ilustrasi Meteran Listrik (Foto: Okezone/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji rencana ekspor listrik ke negara Singapura seiring dengan kondisi oversupply atau kelebihan pasokan listrik. Adapun sasarannya adalah Singapura dengan menyambungkan listrik melalui ASEAN Grid dari Sumatera ke Malaysia.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, ekspor listrik tidak akan menyelesaikan masalah oversupply dalam jangka pendek. Adanya proyek 35.000 Megawatt (MW) yang sedang berjalan akan membuat oversupply mencapai sekitar 35% tahun ini dan 40% di tahun depan.

"Artinya, perlu ada solusi yang segera untuk menyeimbangkan permintaan dan pasokan. Intinya ada di situ," ujar dia pada Market Review IDX Channel, Senin (25/1/2021).

Menurut dia, pemerintah harus bisa memastikan permintaan dan pasokan listrik seimbang. Sebab, jika kondisi oversupply ini terus dibiarkan maka akan membuat keuangan PT PLN (Persero) memburuk.

"Karena PLN tetap harus membayar kapasitas yang dibangkitkan, yang sudah terbangun tadi. Kalau PLN membayar kapasitas, sementara tidak bisa menjual maka yang terjadi adalah kondisi finansial akan bermasalah. Ujungnya, pemerintah yang harus membayar dalam bentuk subsidi dalam bentuk kompensasi atau apapun dan ini menurut saya situasi tidak baik," jelasnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Tak Capai 7%, RI Kelebihan Pasokan Listrik

Fabby melanjutkan, negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura kemungkinan akan lebih memilih impor listrik dari energi terbarukan dibanding pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Menurut dia, jika ekspor listrik terjadi pada suatu waktu maka kegiatan tersebut diperkirakan tidak akan berlangsung lama.

"Negara ASEAN punya target ambisius terkait energi terbarukan dan komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Jadi mereka ingin menghijaukan sistem energinya termasuk juga pasokan listrik yang baik diproduksi maupun diimpor," tuturnya.

Dia menambahkan, jika ekspor listrik tersebut berasal dari PLTU maka di masa mendatang perhitungan emisi gas rumah kaca akan menjadi tanggung jawab Indonesia. "Jadi ini yang harus dipertimbangkan," tandasnya.

Baca Juga: Waspada Korsleting Listrik, Ini Imbauan PLN

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement