JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah memfinalisasi pembentukan Holding BUMN Pariwisata. Keberadaan holding tersebut dinilai mampu mengakselerasikan kenaikan jumlah turis di Indonesia.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut, akselerasi turis sebagai instrumen lain dalam menggerakan pertumbuhan ekonomi pasca pemulihan dampak pandemi Covid-19.
Baca juga: Sah, Jokowi Beri Restu Pembentukan Holding Aviasi dan Pariwisata
"Dengan adanya program holdingisasi BUMN, kita tingkatkan secara cepat dan akselerasi tourism sebagai backbone pertumbuhan ekonomi setelah pasca recovery nanti," ujat Tiko, sapaan Akrab Kartika Wirjoatmodjo, Rabu (27/1/2021).
Dalam pelaksanaannya, Kementerian BUMN juga menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Saat ini kedua pihak sudah melakukan koordinasi ihwal kesiapan Holding BUMN Pariwisata.
Baca juga: Holding Aviasi dan Pariwisata, Ini Alasan Garuda dan AP Tak Jadi Induk
Dalam holding baru itu, Menteri BUMN Erick Thohir menggabungkan sejumlah perseroan plat merah yang bergerak di sektor pariwisata dan transportasi. Di dalamnya ada enam perusahaan pelat merah dan anak-anak usahanya.
Keenamnya adalah PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Inna Hotels & Resorts, PT Sarinah (Persero), Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), serta Taman Wisata Candi (TWC). Adapun PT Survai Udara Penas ditunjuk sebagai induk holding.