LONDON – Kantor statistik Eropa alias Eurostat merilis pertumbuhan ekonomi Eropa pada kuartal IV-2020. Tercatat terjadi penurunan sebesar 0,7% akibat kebijakan lockdown di beberapa negara demi menekan angka penyebaran virus Covid-19.
Dilansir dari CNBC, Rabu (3/2/2021), secara keseluruhan ekonomi Eropa 2020 minus sebesar 6,8%. Padahal, pada kuartal III, wilayah tersebut telah mengalami tingkat pertumbuhan sebesar 12,4%.
Baca Juga: Ekonomi China dan Jepang Cepat Pulih, Eropa-AS Tertekan
Namun, keadaan memburuk pada tiga bulan terakhir di tahun 2020. Di mana penyebaran wabah Covid-19 terjadi lonjakan. Kemudian, Jerman dan Prancis pun kembali menerapkan pelarangan aktivitas sosial yang akhirnya membebani kinerja ekonomi di seluruh kawasan.
Data yang dirilis Eurostat itu menunjukkan bahwa Jerman tumbuh 0,1% pada kuartal terakhir tahun 2020. Spanyol mengalami tingkat pertumbuhan PDB 0,4% pada periode yang sama sementara Prancis mengalami kontraksi sebesar 1,3%.
Baca Juga: Eropa Terapkan Lockdown, Pasar Keuangan Bisa Terguncang
Angka tersebut berada di atas ekspektasi analis dan menunjukkan bahwa beberapa bisnis telah mempelajari cara mengatasi sebaik mungkin dengan penguncian. Meskipun demikian, periode tiga bulan itu juga bertepatan dengan berita persetujuan vaksin virus corona pertama, yang memperbarui optimisme bahwa pandemi dapat berakhir lebih cepat dari yang diperkirakan.
Namun, peluncurannya telah lambat dan bergelombang, dengan para ekonom khawatir hal itu akan menunda pemulihan ekonomi yang sangat dibutuhkan.
“Kegagalan rencana vaksinasi Eropa dan mundurnya Brussel dari kebuntuannya dengan Inggris dan AstraZeneca telah menimbulkan keraguan tentang pemulihan Eropa, mengkonfirmasi karikatur terburuk dari birokrasi yang ceroboh dan menghidupkan kembali ketakutan bahwa Uni Eropa dapat pecah,” kata Founder Gakeval Research Anatole Kaletsky dalam keterangan tertulis.