JAKARTA – Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengungkapkan, titik kritis dari Lembaga Pengelola Investasi (LPI) adalah transparansi. Hal ini dianggap krusial karena dinilai dapat mencegah terjadinya ketidaktepatan investasi masuk di luar kebutuhan atau prioritas.
“Transparansi ini penting karena untuk menunjukkan bahwa LPI ini mengarahkan investasi, membawa kepada peningkatan dan pengelolaan investasi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan ke depan,” tegas Faisal saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jakarta, Jumat (5/2/2021).
Baca juga: Ada LPI, Ini Daftar Aset Negara yang Bakal Bikin Investor Kakap Kepincut
Faisal menjelaskan, transparansi di sini dalam artian investasi akan di arahkan ke mana dan pemanfaatan investasi itu akan ke mana. Transparansi ini dianggap krusial karena dia tidak ingin investasi yang masuk melenceng dari kebutuhan atau prioritas yang ada untuk kebutuhan transformasi ekonomi.
“Misalnya transformasi ekonomi kita butuhkan investasi yang perlu masuk betul-betul yang melibatkan pelaku di dalam negeri, menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak, dan memanfaatkan bahan baku di dalam negeri. Jadi, hal seperti itu tidak dimonopoli oleh sekelompok orang/sekelompok oligarch misalnya.” tandasnya.
Baca juga: Menko Luhut: Kita Terlambat Buat Lembaga Pengelola Investasi
Lanjut dia, satu hal yang perlu dilakukan bersamaan dengan LPI ini adalah grand desain strategi investasi. Menurutnya jika tidak ada grand desain strategi investasi, nantinya investasi ini bisa ke mana-mana dan tidak memiliki arah yang jelas juga dikhawatirkan tidak mengarah kepada transformasi yang diharapkan.
Sementara itu, LPI ini diharapkan dapat menjadi sumber dana untuk pembangunan infrastruktur. Di satu sisi, Indonesia masih membutuhkan pembangunan infrastruktur yang masif karena ketertinggalan dibandingkan negara-negara lain dalam sisi infrastruktur dan juga untuk mendorong perekonomian ke depan.
(Fakhri Rezy)