JAKARTA - Ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Lukman Hakim memberikan tiga saran untuk pemerintah dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021.
Saran pertama yang disampaikan Lukman Hakim, adalah meningkatkan kedalaman sektor keuangan (M2/ GDP) Indonesia yang masih berada di angka 40%. Dia mengatakan saat ini financial deepening Indonesia tertinggal jauh dengan negara ASEAN lainnya.
“Bagaimana sesungguhnya kondisi kita tidak naik kelas. Tahun 2011 kita dengan Filipina itu kita di bawahnya Filipina. Dulu masih sama. M2/ GDP ini adalah rasio antara uang dan GDP. Indonesia sejak dulu tidak pernah naik dan hanya sekitar 40%,” ujar Lukman Hakim saat menjadi pembicara dalam Wedangan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNS ke-43 bertajuk “Economic Outlook 2021” yang digelar melalui Zoom Cloud Meeting, Sabtu (6/2/2021) malam.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Minus 2,07%, Kemenkeu: Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Selain membandingkan data dengan Filipina, ia juga membandingkan M2/ GDP antara Indonesia dengan Tiongkok. Dia menyampaikan pada tahun 1977, M2/ GDP Indonesia dengan Tiongkok tidak terpaut jauh.
Pada tahun tersebut, M2/ GDP Indonesia berada di angka 15% sedangkan Tiongkok sebesar 25%. Namun, saat ini Tiongkok berhasil mencatatkan M2/ GDP lebih tinggi daripada Indonesia yaitu di atas 200%.
“Ini menandakan bahwa Tiongkok GDP-nya 100, uangnya 200. Kelebihan duit dia, makanya dia bisa ekspansi kemana-mana. Sedangkan, Indonesia kekurangan duit makanya harus utang, harus pinjam makanya ketika kita melakukan mendorong pertumbuhan ekonomi tidak ada uang,” lanjutnya.