Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cari Modal Tambahan, Emiten Milik Prajogo Pangestu Rights Issue 7,1 Miliar Saham

Cari Modal Tambahan, Emiten Milik Prajogo Pangestu <i>Rights Issue</i> 7,1 Miliar Saham
Chandra Asri Rencana Right Issue. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berencana melanjutkan rencana Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebin Dahulu (PMHMETD) atau right issue dengan melepas sebanyak-banyaknya 7.166.479.740 saham bernominal Rp200 per lembar saham. Rencana tersebut untuk memperkuat modal guna menunjang ekspansi bisnis, salah satu orang terkaya Indonesia, Prajogo Pangestu.

Untuk itu, perseroan kembali meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada tanggal 15 April 2021. Disebutkan, perseroan akan melanjutkan kembali rencana right issue yang telah disetujui pada RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) pada tanggal 5 Februari 2020.

Baca Juga: Chandra Asri Rugi USD29,9 Juta, Bagaimana Bisnis Petrokimia di Tengah Corona?

Hanya saja, perseroan tidak melayangkan pendaftaran efektif right issue kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan) hingga 12 bulan usai mendapatkan persetujuan RUPSLB itu. Maka perseroan ingin meminta persetujuan pemegang saham Perseroan kembali untuk melakukan penambahan modal tersebut. Disebutkan, rencananya dana hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) III itu akan akan digunakan seluruhnya untuk belanja modal untuk menambah kapasitas produksi di masa yang akan datang. Demikian dikutip dari Harian Neraca, Kamis (25/3/2021).

Di tahun lalu, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar USD51,35 juta atau melonjak 118% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat laba bersih USD22,88 juta. Sehingga, laba per saham dasar naik menjadi USD0,0029, sedangkan akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar USD0,0013.

Baca Juga: Chandra Asri Gelar Right Issue, Pemegang Saham Terancam Dilusi 29%

Perseroan menjelaskan, lonjakan laba bersih itu dihasilkan oleh penyesuaian pajak yang lebih rendah ditambah dengan pencapaian program pengurangan biaya struktural perseroan untuk memberikan kinerja yang lebih baik di lingkungan dengan kondisi pasar yang membaik.

Padahal, pendapatan bersih turun 4% menjadi USD1,806 miliar dari USD1,881 miliar pada akhir tahun 2019. Hal itu disebabkan harga jual rata-rata yang lebih rendah menjadi USD813 per ton dari USD968 per ton ditahun 22019. Mengingat harga Ethylene dan Polyethylene turun tajam menjadi USD720 per ton.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement