Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Dapat Pelajaran Berharga dari Pandemi Covid-19

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 25 Maret 2021 |18:28 WIB
RI Dapat Pelajaran Berharga dari Pandemi Covid-19
Pandemi Jadi Pelajaran Bagi Indonesia. (Foto: Okezone.com/AP II)
A
A
A

JAKARTA - Bappenas menilai pandemi Covid-19 membuat pemerintah mereposisi kembali langkah ke depan dengan mengutamakan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pembangunan Indonesia ke depan. Pandemi juga yang memberikan kesempatan beberapa sektor untuk semakin tumbuh, salah satunya transformasi ekonomi hijau

“Selain akselerasi otomasi dan digitalisasi tentunya ada tren yang mengharuskan kita semua melakukan pemulihan hijau. Ternyata dampak Covid-19 memberikan dampak pada tujuan berkelanjutan kita atau Sustainable Development Goals, ada risiko ekonomi yang kita alami, penurunan daya beli masyarakat, angka kemiskinan meningkat sampai 10,9% pada September 2020,” ucap Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti, Kamis (25/3/2021).

Transformasi yang dilakukan pemerintah untuk menghadapi krisis pandemi Covid-19 untuk ekonomi berkelanjutan yaitu dengan melakukan tiga tahap. Tahap pertama, Flattening the Curve, kedua, Adaptasi Kebiasaan baru, ketiga, Antisipasi Pandemi Baru.

Baca Juga: Sri Mulyani: Covid-19 Itu Makhluk Halus

“Pertama kita segera menurunkan jumlah kasus harian yang di Indonesia. Lalu memulihkan ekonomi tapi juga kita harus menyiapkan pondasi yang kokoh agar membawa percepatan ekonomi, sehingga kita bisa tumbuh lebih tinggi sebelum pandemi,” jelasnya.

“Tentunya akan diarahkan pada transformasi hijau. Kami di Bappenas sedang melakukan redesign transformasi ekonomi yang dilakukan sebelum kondisi krisis. Nantinya kita build back better dengan pembangunan ekonomi yang lebih hijau dan inklusif,” tambahnya.

Pasca pandemi Covid-19, ekonomi akan menuju pada pemulihan hijau dengan ekonomi sirkular menjadi langkah penting untuk menuju siklus yang lebih baik. Sebab ke depan ekonomi harus berevolusi, selama ini ekonomi linear menunjukan adanya raw materials. Barang diproduksi, digunakan, lalu dibuang, sehingga tidak ada barang yang didaur ulang.

Baca Juga: Hadapi Covid-19, Sri Mulyani: Tidak Mungkin Kami Lakukan Sendiri

“Ekonomi linear ini yang harus kita kurangi nanti kita semua ke depan harus bertransisi menuju ekonomi sirkular. Ini akan menyeimbangkan antara keuntungan ekonomi, lingkungan sosial dan sumber daya, tapi juga meminimalkan waste atau limbah dan buang ke lingkungan kita. Jadi apa yang kita gunakan kita bisa recycle dan digunakan kembali sebagai input produksi,”ujarnya.

“Ekonomi sirkular bukan ancaman tapi menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk berinovasi dan lapangan kerja baru. Bahkan secara bersamaan berkontribusi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan,” katanya.

Tidak hanya ekonomi namun juga berpengaruh terhadap sosial dan lingkungan. Hasilnya sebanyak 2,6 juta orang menganggur, bahkan 24 juta orang yang tadinya bekerja mengalami pengurangan jam kerja akibat Covid-19. Tindakan preventif untuk menghindari penularan Covid-19, banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan alat transportasi pribadi dibanding umum.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement