JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (APEDI) mengadukan soal harga jagung di tingkat petani yang cukup rendah saat ini. Hal ini disampaikan saat Pengusaha Desa bertemu Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga.
Menanggapi hal tersebut, Jerry menawarkan solusi yang selama ini juga selalu didorong oleh Kemendag, yakni pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
“Kami dari Kemendag, Bapak Menteri Perdagangan dan saya, serta Kepala Bappebti, tidak akan bosan-bosannya menawarkan kepada para petani untuk memanfaatkan yang namanya SRG karena itu banyak manfaatnya," katanya di Jakarta, Kamis (1/4/2021).
Baca Juga:Â Kementan Sulap 625 Ha Lahan Ganja jadi Tanaman Jagung
Menurutnya, SRG memiliki manfaat, pertama, petani bisa menyimpan komoditinya saat panen raya dan melakukan tunda jual untuk memperoleh harga yang lebih tinggi serta menghindari jeratan tengkulak.
Kedua, resinya dapat digunakan sebagai agunan untuk pembiayaan dari berbagai bank baik di daerah maupun nasional. Dan ketiga yang penting juga, SRG ini akan membantu ketersediaan pasokan dan menstabilkan harga.
"Jadi, bahkan bukan hanya jagung, tapi banyak sekali komoditi yang bisa disimpan di 123 gudang SRG yang ada saat ini. Dan kita harapkan juga kalau bisa komoditi olahan yang bernilai tambah yang disimpan di situ”, ungkapnya.
Baca Juga:Â Daftar 10 Provinsi Produsen Jagung Terbesar di Indonesia
Dorongan untuk memanfaatkan SRG ini disambut baik oleh Sekjen APEDI, Mochamad Sabdo, yang menyampaikan bahwa saat ini APEDI, memiliki lahan seluas 2.000 hektar di Purwakarta, yang rencananya akan digunakan untuk percontohan SRG dan pengolahan berbagai komoditi, seperti kelapa, jagung premium, dan sorgum.
Dia juga menyampaikan bahwa bentuk kehadiran pemerintah dalam mengatasi harga jagung yang rendah juga dapat dilakukan dengan mempertemukan petani dengan pengusahan pakan ternak, maupun asosiasi retail untuk menyerap produksi.