Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Menguat, Indeks S&P Cetak Rekor Tertinggi

Antara , Jurnalis-Jum'at, 09 April 2021 |07:33 WIB
Wall Street Menguat, Indeks S&P Cetak Rekor Tertinggi
Wall Street (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dengan indeks S&P 500 ditutup di rekor tertinggi, karena penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah data pasar tenaga kerja lebih lemah dari yang diantisipasi, meningkatkan saham-saham teknologi dan saham pertumbuhan lainnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 57,31 poin atau 0,17 persen, menjadi ditutup di 33.503,57 poin. Indeks S&P 500 meningkat 17,22 poin atau 0,42 persen, menjadi menetap pada 4.097,17 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir melonjak 140,47 poin atau 1,03 persen, menjadi 13.829,31 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor teknologi terkerek 1,42 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor energi tergelincir 1,36 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.

Data klaim pengangguran awal mingguan menunjukkan kenaikan kedua berturut-turut, bertentangan dengan laporan penggajian baru-baru ini, dan mendukung sikap kebijakan dovish Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga lebih rendah untuk periode yang substansial.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Mixed Usai Rapat The Fed 

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan pada Rabu (7/4/2021) bahwa bank sentral tidak akan mengurangi dukungan untuk ekonomi AS, mengatakan kenaikan harga-harga yang diharapkan tahun ini kemungkinan akan bersifat sementara.

Data yang lebih lemah mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun jatuh ke serendah 1,624 persen, level terendah sejak 26 Maret, karena terus mundur dari tertinggi 14-bulan di 1,776 persen yang dicapai pada akhir Maret.

"Wall Street menghargai (saham) pertumbuhan, itu tidak berarti saham-saham value tidak akan pernah naik, mereka akan naik karena mereka memiliki prospek pertumbuhan yang lebih banyak daripada tetangga mereka, itulah yang didasarkan pada semua ini," kata Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners di Pittsburgh.

"Agak konyol bahwa imbal hasil obligasi mendahului inflasi yang melesat dan itu tidak terjadi, jadi (saham) teknologi hidup di lain hari."

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement