Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kebijakan Harga Gas Industri Dinilai Bisa Rugikan Investor PGN, Kok Bisa?

Kebijakan Harga Gas Industri Dinilai Bisa Rugikan Investor PGN, Kok Bisa?
IHSG (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Menurut Fendi, jika alasannya sebagian saham PGN dimiliki asing, hal itu tidak masuk akal. Dikotomi asing dan nonasing ini tidak positif untuk mendorong pasar modal Indonesia semakin atraktif. Karena banyak BUMN yang mendapat PMN triliunan rupiah, sahamnya di pasar modal juga dikuasai oleh investor asing.

Secara umum, Fendi menghitung harga saham perusahaan berkode PGAS ini secara fundamental dari price to value bagus sekali. Namun, dari price to earning ratio justru negatif. Ini menunjukkan secara fundamental kuat, tapi ada dua faktor utama yang menjadi value destroyer bagi saham PGAS saat ini. Pertama, margin bisnis yang terbatas karena harga jual dipatok enam dolar AS. Kedua, adalah sengketa kasus putusan PPN gas bumi dengan DJP Kemenkeu.

"Investor pasar modal menunggu kejelasan dari skema kompensasi bagi PGAS dari pemerintah. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menjadi game changer atas kinerja keuangan perseroan ke depan," pungkas Fendi.

Sepanjang 2020 PGN mencatat kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai 264,77 juta dolar AS atau sekitar Rp3,84 triliun (1 dolar AS = Rp14.500).

Kerugian itu terutama disebabkan oleh keputusan kasasi Mahkamah Agung (MA) atas sengketa pajak 2012-2013 yang menetapkan PGN harus membayar beban pajak sebesar 278,4 juta dolar AS. Beban besar lainnya adalah penurunan (impairment) aset minyak dan gas senilai 78,9 juta dolar AS.

Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban menjelaskan pada 2020 PGN membukukan pendapatan senilai 2,88 miliar dolar AS atau turun 25,02 persen dari realisasi pendapatan 2019 yang mencapai 3,85 miliar dolar AS.

Di tengah berbagai tekanan bisnis, PGN berhasil menurunkan biaya operasional atau opex sebesar 180,4 juta dolar AS. Manajemen juga berhasil memangkas pengeluaran modal (capital expenditure), salah satunya pada pembangunan pipa minyak Blok Rokan, sebesar 150 juta dolar AS atau setara dengan Rp2,1 triliun.

"Posisi keuangan PGN cukup baik, dengan total aset sebesar 7,53 miliar dolar AS. Aset tersebut termasuk kas dan setara kas sebesar 1,18 miliar dolar AS," jelas Arie.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement