Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

6 Fakta Ekonomi RI Kuartal I-2021 Minus 0,74%, Kapan Positifnya?

Fariza Rizky Ananda , Jurnalis-Sabtu, 08 Mei 2021 |06:48 WIB
6 Fakta Ekonomi RI Kuartal I-2021 Minus 0,74%, Kapan Positifnya?
Grafik Ekonomi (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
A
A
A

3. Strategi Istana Kejar Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal II-2021

Adanya tren positif dibanding kuartal sebelumnya, hal ini menimbulkan optimisme bahwa pada kuartal selanjutnya akan ada di zona positif. Untuk menggenjot target itu tercapai maka penanganan pandemi covid-19 harus dilakukan sesuai protokol kesehatan.

“3M tidak boleh diabaikan, jangan mudik, belanja lebih baik secara online, selain vaksinasi akan terus digenjot pemerintah,” katanya dalam pers rilisnya, Rabu (5/5/2021).

Selain itu, daerah perlu mempercepat serapan anggarannya masing-masing. Menurutnya dengan kerjasama yang solid dari banyak pihak tersebut akan membuat konsumsi masyarakat dapat tumbuh tinggi tanpa kembali terganggu dengan pengetatan pembatasan sosial. Selain itu pembangunan terus berjalan dan mendatang investasi.

4. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kalah dengan Vietnam

Menurut Kepala Center Macroeconomics and Finance IInstitute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2021 minus 0,74% tertinggal apabila dibandingkan dengan negara lain salah satunya Vietnam. Walaupun negara lain mengalami kontraksi cukup dalam pada kuartal IV 2020.

Dia menuturkan bahwa, pertumbuhan ekonomi ini tak lain dipengaruhi oleh percepatan program vaksinasi. Di mana berbagai negara terus menerus mempercepat program vaksinasi sementara di Indonesia baru mencapai 4,92% dari total jumlah penduduk atau sekitar 10 juta jiwa.

5. Rekomendasi Agar Ekonomi Tumbuh di Kuartal II-2021

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memberikan tiga rekomendasi agar pertumbuhan ekonomi bisa bergerak positif di kuartal II 2021.

"Pertama, perlu pemerataan program vaksinasi. Dibandingkan dengan negara-negara mitra dagang yang tumbuh positif, Indonesia sebagai negara yang masih tertinggal, terkontraksi," ujar Kepala Center Macroeconomics and Finance IInstitute for Development of Economics and Finance (INDEF) M. Rizal Taufikurahman.

Perlunya percepatan dan pemerataan program vaksinasi, efektifitas serta akselerasi distribusi kebijakan Program Ekonomi Nasional (PEN) menjadi kunci strategisnya.

Kemudian, lanjut dia dalam menjaga optimisme pertumbuhan ekonomi tahun 2021 terutama di kuartal II, maka perlu didongkrak perbaikan konsumsi rumah tangga. Di antaranya perbaikan pendapatan agar daya beli semakin membaik.

6. Ini Perlajanan Resesi Ekonomi Indonesia Sejak Pandemi

Indonesia masuk ke jurang resesi karena pada kuartal II 2020 perekonomiannya terkontraksi sebesar minus 5,32%. Negara dinyatakan resesi bila perekonomiannya dua kuartal berturut-turut nilainya minus

Angka minus 3,49% pada 2020 merupakan titik sejarah baru dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, saat itu merupakan fase perekonomian Tanah Air resmi dinyatakan tercebur ke jurang resesi.

Selanjutnya, pada kuartal terakhir 2020, perekonomian Indonesia masih berada di angka minus 2,19%. Lalu, pada kuartal III di tahun yang sama, yaitu di angka minus 3-49%. Dengan begitu, bila ditilik mendalam, kontraksi pada kuartal I-2021 sudah lebih baik jika dibandingkan dengan sebelumnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement