JAKARTA - Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan, Mind ID buka-bukaan tentang rencana pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI). Di mana pembangunan smelter tersebut masih belum juga terlaksana.
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan, sejauh ini ada dua opsi untuk pembangunan smelter PTFI. Pertama adalah di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur dan yang kedua adalah, di Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera, Maluku Utara.
Semula, pembangunan smelter akan dilakukan di Gresik, namun karena adanya pandemk covid-19 terpaksa berhenti. Kemudian, perusahaan Tsingshan Steel datang menawarkan pembangunan smelter di Halmahera dengan biaya yang lebih murah dan pengerjaan yang lebih cepat.
Baca Juga:Â Lokasi Smelter Freeport Belum Diputuskan di Gresik atau Halmahera, Kok Bisa?
Untuk pembangunan smelter yang di Halmahera, Orias mengaku masih dalam proses diskusi dan belum ada keputusan apapun yang diambil. Hal ini sekaligus membantah kabar yang menyebutkan PTFI menolak rencana kerjasama dengan Tsingshan yang sebelumnya sempat beredar.
"Awalnya kan bangun di Gresik, tapi karena covid semua berhenti, saat berhenti Tsingshan nawarin katanya lebih cepat dan murah. Kita masih diskusi semurah apa, soal timing dan kualitas juga," ujarnya kepada Media dikutip pada Sabtu (8/5/2021).
Baca Juga:Â 61 Smelter Disetrum Listrik 6.106 Mw
Orias pun menargetkan agar keputusan pembangunan smelter PTFI bisa diputuskan segera. Ditargetkan, setelah lebaran atau antara Juni dan Juli keputusan lokasi pembangunan smelter bisa segera dilakukan.
Sehingga, pembangunan smelter untuk PTFI ini bisa segera rampung tepat waktu. Adapun target pembangunan smelter ada di tahun 2023.
"Setelah lebaran semoga ini bisa diputuskan dimana. Dua duanya punya kurang lebihnya masing masing," jelasnya.